Jakarta - Sebagai band yang terbentuk
pada era 90-an,Five Minutes tidak ragu-ragu mengikuti perkembangan zaman
dalambermusik. Band yang terbentuk pada tahun 1994 itu membebaskan
parapersonelnya untuk berkreasi.
Semenjakmerombak awak personelnya pada tahun 2004, Five Minutes menjadi bandyang seimbang antara idealis dan komersil. Makanya masing-masingpersonel Five Minutes dibebaskan membuat lagu dari berbagai jenis untukdimainkan, termasuk lagu bergenre melayu.
"Sekarang FM ( FiveMinutes) bebas mau kreasi sepeti apa. Kalau lagi musim apa, itulah yangdimainkan," jelas Ricky, keyboardis FM saat ditemui dalam penggarapanvideo klip terbaru Five Minutes (FM) yang berjudul 'Aisah' di Jalan JoeNo.6, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (29/6/2010).
Lagu'Aisah' terdapat di album ke-8 FM yang berjudul 'Satu Hati'. Dalamalbum tersebut FM menyajikan jenis lagu yang berbeda. Konsel lagu FMdalam album ke-8 dikemas dengan ringan.
"Materi lagunya sihringan, tapi tetap kita jaga kualitas bermusik semaksimal mungkin, kitalebih eksplor lagi. Tiap personelnya juga menyumbangkan lagu," jelasRicky.
Five Minutes Ogah Main Musik Cemen
Sempat hilang ditelan bumi, band asal Bandung Five Minutes kini kembalieksis. Walau mengejar selera pasar, Five Minutes ogah main musik cemenalias culun.
Five Minutes beranggapan untuk mempertahankanidealis di pasar musik Indonesia sangatlah susah. Karenanya Richie csmenyeimbangkan idealis mereka dengan selera pasar.
"Kita nggakmau terbawa arus ke musik yang gampangan dan cemen. Kita seimbangkankualitas musik," ujar Ricky sang kibordis, ditemui di Dahsyat, StudioRCTI, Jakarta Barat, Rabu (25/2/2010).
Akhirnya pelantun hits'Bertahan' itu hanya menuangkan 70% idealismenya di album. Sisanyaadalah untuk kebutuhan dagang. Karena dengan begitu, sebuah band bisaawet lebih lama di industri musik.
"Setiap tahun warna musik berubah terus. Kalau mau eksis saat ini ya kita harus ikutin tren saat ini," jelasnya.
Semenjakmerombak awak personelnya pada tahun 2004, Five Minutes menjadi bandyang seimbang antara idealis dan komersil. Makanya masing-masingpersonel Five Minutes dibebaskan membuat lagu dari berbagai jenis untukdimainkan, termasuk lagu bergenre melayu.
"Sekarang FM ( FiveMinutes) bebas mau kreasi sepeti apa. Kalau lagi musim apa, itulah yangdimainkan," jelas Ricky, keyboardis FM saat ditemui dalam penggarapanvideo klip terbaru Five Minutes (FM) yang berjudul 'Aisah' di Jalan JoeNo.6, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (29/6/2010).
Lagu'Aisah' terdapat di album ke-8 FM yang berjudul 'Satu Hati'. Dalamalbum tersebut FM menyajikan jenis lagu yang berbeda. Konsel lagu FMdalam album ke-8 dikemas dengan ringan.
"Materi lagunya sihringan, tapi tetap kita jaga kualitas bermusik semaksimal mungkin, kitalebih eksplor lagi. Tiap personelnya juga menyumbangkan lagu," jelasRicky.
Five Minutes Ogah Main Musik Cemen
Sempat hilang ditelan bumi, band asal Bandung Five Minutes kini kembalieksis. Walau mengejar selera pasar, Five Minutes ogah main musik cemenalias culun.
Five Minutes beranggapan untuk mempertahankanidealis di pasar musik Indonesia sangatlah susah. Karenanya Richie csmenyeimbangkan idealis mereka dengan selera pasar.
"Kita nggakmau terbawa arus ke musik yang gampangan dan cemen. Kita seimbangkankualitas musik," ujar Ricky sang kibordis, ditemui di Dahsyat, StudioRCTI, Jakarta Barat, Rabu (25/2/2010).
Akhirnya pelantun hits'Bertahan' itu hanya menuangkan 70% idealismenya di album. Sisanyaadalah untuk kebutuhan dagang. Karena dengan begitu, sebuah band bisaawet lebih lama di industri musik.
"Setiap tahun warna musik berubah terus. Kalau mau eksis saat ini ya kita harus ikutin tren saat ini," jelasnya.
0 komentar:
Posting Komentar